Pages

Selasa, 14 Juni 2011

Dunia Sex dan Anak Muda

Usia pernikahan yang berkisar antara umur 20-30 tahun acapkali membuat anak muda tak bisa menahan hasrat yang mulai matang sejak umur 9-15 tahun. Dalam ilmu kejiwaan, perubahan struktur hormon terjadi pada antara usia 9 hingga 15 tahun, usia inilah yang biasa kita sebut sebagai dunia remaja, saat agama sudah tidak dipegang lagi seperti dulu kala, saat paham kebebasan dari barat kita impor secara bebas tanpa filter. Paham kebebasan seks pun juga turut menyertainya. Selain itu tuntutan akan kemandirian ekonomi juga menjadi alasan kenapa para anak muda kita enggan menikah muda, mereka merasa tidak siap untuk berumah tangga karena masih belum hidup mapan. Entah yang mereka maksud sebagai mapan apakah mempunyai rumah dan mempunyai pekerjaan yang bisa dibanggakan ataukah yang dimaksud siap adalah kecelakaan terlebih dahulu ”maried by accident”. Tapi jujur harus saya katakan tuntutan orang tua yang mengharuskan anaknya mandiri terlebih dahulu membuat anak-anak muda kita tertekan dan memilih sex before maried sebagai solusi.” Daripada hasrat tak tersalurkan dan harus menunggu pernikahan yang tak tahu kapan datangnya. Ya, sudah main seks saja dulu. Kalau ingin aman pakai kondom”. Begitu mungkin pikir para anak muda kita.
Media yang memuat paham seks bebas yang dulu hanya bisa didapatkan secara bawah tanah sekarang dapat dinikmati secara bebas dari usia anak-anak hingga dewasa, lengkap contoh dari artis-artis di Indonesia. Masih kita ingat beberapa saat yang lalu misalnya, anak-anak Ahmad Dani, pentolan Dewa, di HP anaknya terdapat video mesum dan saya yakin mereka bukan satu-satunya anak-anak yang mempunyai video “gituan”. Media yang paling banyak digunakan dalam mencari hal-hal yang berbau seks adalah internet. ia adalah media tersubur yang digunakan oleh anak muda dalam mengakses hal-hal tentang seks, termasuk men-download berbagai video; baik yang dibuat oleh profesional maupun amatir yang direkam via handycam ataupun kamera HP. Tapi bukan berarti dengan ini saya ingin mengatakan bahwa internet adalah media untuk men-download video seks. Karena saya melihat bahwa internet hanyalah alat, ia bisa digunakan untuk hal yang posistif seperti Anda membaca tulisan ini atau juga digunakan untuk hal-hal yang dekstruktif. Layaknya pisau, ia hanya alat. Ia bisa digunakan untuk memasak atau membunuh orang. Yang terpenting adalah ”The man behind the Gun”.
Yang mencengangkan adalah saat sekarang ini video “gituan” tak lagi didominasi oleh video luar negeri tapi banyak dilakukan secara profesional maupun amatir dalam negeri, mulai dari mereka yang berada di kota besar hingga kota yang terkenal dengan tradisi keagamaannya macam Jombang, Tuban ataupun kota santri lainnya.
Sex before maried sudah dianggap menjadi hal lumrah, tak lagi tabu. Saat para pemuda berkumpul mereka tak segan-segan bercerita tentang pengalaman seksualnya, saat para perempuan muda bertemu, percaturan bicara mereka sudah mencapai apakah seorang wanita yang sudah lama tidak “gituan” akan rapet lagi atau tidak. Mungkin saya kolot, tapi jujur, saya tertegun mendengar percakapan anak adam dan hawa itu.
Padahal sex before maried adalah seks yang tidak aman dan berpotensi menularkan lebih dari 20 macam penyakit kelamin. Baik itu dilakukan memakai kondom maupun tidak. Karena ternyata menurut sebuah penelitian di Amerika Serikat, menunjukkan bahwa kuman penyakit lebih kecil dari sel sperma yang bisa lolos dari sarung bernama kondom. Diameter virus yang menyebabkan AIDS adalah 1/25 dari sel sperma.
Jadi alih-alih memberikan “keamanan” yang sesungguhnya terhadap penyakit kelamin, termasuk HIV, kondom sesungguhnya berperan memberikan rasa aman yang salah dan mematikan.
Orang yang paling diuntungkan dengan hal ini tentu saja pabrik kondom yang dapat menjual kondom ke pemerintah atas nama kesehatan, menjual ke apotek-apotek, dan toko-toko pinggir jalan. Kelompok kedua yang diuntungkan dari hal ini tentu saja korporasi-korporasi farmasi. Dengan menjual obat-obatan untuk melindungi dan mengobati penyakit yang Anda derita karena kondom yang Anda beli tidak melindungi Anda.
Selain orang-orang yang semata-mata mengeruk keuntungan ini, beberapa di antaranya adalah kelompok-kelompok yang sebenarnya beriktikad baik namun mempunyai pandangan yang keliru tentang seks yang aman. Mereka telah mencoba meyakinkan publik bahwa dengan pendidikan seks aliran liberal (yang didanai milayaran rupiah dari pajak) adalah satu-satunya harapan untuk menyelamatkan Anda dari dampak hal yang mereka ajarkan kepada para lajang, yaitu berhubungan seks “secara aman”. Setelah berlangsung selama puluhan tahun dan menghabiskan banyak dana milyaran rupiah, situasi penyakit kelamin tidak mau turun tapi terus tumbuh.


Jadi hal yang teraman bagi anak muda adalah JANGAN SEKALI-KALI MELAKUKAN HUBUNGAN SEKS DI LUAR PERNIKAHAN agar terhindar dari penyakit yang sangat membahayakan yaitu HIV AIDS. Oke guy’s,...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar