Pages

Sabtu, 05 Mei 2012


 
PENDAHULUAN
            Sejak proklamasi kemerdekaan hingga saat sekarang ini telah banyak pengalaman yang diperoleh  bangsa kita tentang kehidupan berbangsa dan bernegara. Dalam negara Republik Indonesia, pedoman acuan bagi kehidupan berbangsa dan bernegara itu adalah nilai-nilai dan norma-norma yang termaktub dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, sebagai sumber dan disain bagi terbentuknya kebudayaan nasional.
            Negara-negara di seluruh dunia secara naluriah ingin diakui keunggulannya. Kehebatan pada satu bidang tertentu atau menguasai hampir semua potensi yang harus dimiliki sebuah negara. Lima negara pemegang hak feto, yakni Perancis, China, Amerika Serikat, Rusia, dan Inggris terkenal unggul dalam hal persenjataan. Dibalik perang-perang dan permasalahan keamanan yang terjadi pada beberapa negara-negara bertikai, dapat dipastikan lima negara tersebut terlibat. Dalam permasalahan moneter, mereka berperan vital dengan sistem mata uang yang menjadi patokan roda perekonomian dunia.
            Indonesia menjadi negara yang terkena dampak ulah negara-negara besar penguasa perekonomian dan persenjataan, ketika mereka melakukan manuver untuk menunjukkan kelebihan masing-masing. Satu hal keunggulan Indonesia yang mampu menyejajarkannya dengan negara-negara lain, yakni budaya..

Kamis, 23 Februari 2012

Minum Alkohol Mengerutkan Daerah Otak Kritis di Tikus yang Rentan Secara Genetik

 Jumat, 24 Februari 2012 - Pindai otak dari dua strain tikus meminum kuantitas alcohol yang signifikan mengungkapkan pengerutan serius di beberapa daerah otak – namun hanya pada tikus yang tidak memiliki tipe reseptor dopamine tertentu, kimiawi “hadiah” otak. Studi ini, dilakukan di Laboratorium Nasional Brookhaven Departemen Energi AS dan diterbitkan bulan Mei 2012 dalam jurnal Alcoholism: Clinical and Experimental Research, memberikan bukti baru kalau reseptor dopamine ini, yaitu DRD2, berperan protektif terhadap kerusakan otak yang disebabkan alcohol.

“Studi ini jelas menunjukkan interaksi antara factor genetic dan lingkungan dalam menentukan dampak perusak alcohol pada otak, dan didukung oleh penelitian-penelitian sebelumnya, menunjukkan peran protektif reseptor D2 dopamin terhadap efek kecanduan alcohol,” kata peneliti   Foteini Delis, seorang ahli neuroanatomi dari Lab Pencitraan Syaraf dan Neurofarmakologi Perilaku di Brookhaven, yang didanai lewat   National Institute on Alcohol Abuse and Alcoholism (NIAAA). Peneliti lain sekaligus ilmuan syaraf Brookhaven/NIAA, Peter Thanos mengatakan kalau, “Studi ini harusnya membantu kita memahami lebih baik peran keanekaragaman genetic pada alkoholisme dan kerusakan otak karena alcohol pada manusia, dan memberi jalan pada strategi pencegahan dan perawatan yang lebih efektif.”
Studi saat ini secara khusus mempelajari bagaimana konsumsi alcohol mempengaruhi volume otak – keseluruhan dan daerah demi daerah – pada tikus normal dan strain tikus yang tidak memiliki gen untuk reseptor D2 dopamine. Separuh dari tiap kelompok minum air putih sementara separuhnya meminum larutan 20 persen etanol selama enam bulan. Kemudian para ilmuan melakukan pindai   magnetic resonance imaging (MRI) pada semua tikus dan membandingkan pindai dari yang meminum alcohol dengan yang meminum air dari tiap kelompok.
Pindai menunjukkan kalau minum alcohol kronik menyebabkan atrofi otak keseluruhan dan pengerutan khusus pada korteks serebral dan thalamus pada tikus yang tidak memiliki reseptor D2 dopamine, namun tidak pada tikus dengan tingkat reseptor normal. Tikus pada kedua kelompok meminum jumlah alcohol yang sama.
 “Pola kerusakan otak ini meniru aspek patologi otak unik pada alkoholik manusia, sehingga penelitian ini memperluas keabsahan menggunakan tikus ini sebagai model mempelajari alkoholisme manusia,” kata Thanos.
 Pada manusia, daerah otak ini sangat penting untuk mengolah lisan, informasi inderawi, dan sinyal motorik, dan untuk membentuk ingatan jangka panjang. Jadi penelitian ini membantu menjelaskan mengapa kerusakan alcohol dapat begitu luas dan merusak.
 “Faktanya hanya tikus yang tidak memiliki reseptor D2 dopamin yang mengalami kerusakan otak dalam studi ini yang menunjukkan kalau DRD2 bersifat protektif terhadap atrofi otak dari paparan alcohol kronis,” kata Thanos. “Begitu pula, temuan ini menunjukkan kalau level DRD2 lebih rendah dari normal dapat membuat individu lebih rentan pada dampak merusak alcohol.”
 Hal itu pada gilirannya memberikan orang dengan level DRD2 efek ganda kerentanan alcohol: studi sebelumnya yang dilakukan oleh Thanos dan rekan-rekannya menunjukkan kalau individu dengan level DRD2 rendah lebih rentan pada efek kecanduan alcohol.
 “Liabilitas kecanduan yang bertambah dan kerentanan keracunan alcohol yang meningkat akibat level DRD2 yang rendah memperjelas kalau system dopamine adalah target penting untuk penelitian lebih lanjut dalam pencarian pemahaman lebih baik dan perlakuan bagi alkoholisme,” kata Thanos.
 Penelitian ini didukung oleh NIAAA.
Sumber berita:

Minggu, 04 Desember 2011

MENGAPA GOLONGAN DARAH MANUSIA BERBEDA?

Manusia merupakan makhluk yang memiliki banyak misteri. Pernahkah Anda bertanya-tanya mengapa golongan darah tiap orang berbeda-beda?

Keberadaan golongan darah manusia yakni untuk menangkis penyakit menular. Namun, ketidakcocokan beberapa golongan darah sebenarnya hanyalah sebuah kecelakaan evolusi pada manusia itu sendiri.


http://static.inilah.com/data/berita/foto/1783165.jpg

Terdapat empat empat jenis golongan darah utama. Golongan darah A merupakan golongan darah paling kuno. Pasalnya, golongan darah ini sudah ada sejak sebelum spesies manusia berevolusi dari moyang hominidnya.

Selasa, 15 November 2011

Prinsip-prinsip Ekonomi Islam

Prinsip-prinsip Ekonomi IslamMenurut Mannan, sedikitnya ada tujuh langkah untuk merumuskan perkembangan pengetahuan ekonomi Islam, yang kesemuanya saling terkait,  yaitu :
  1. Mengidentifikasi problem atau masalah
  2. Mencari prinsip pedoman yang terdapat dalam syariat secara eksplisit maupun implicit, untuk memecahkan problem yang dipersoalkan tersebut. Prinsip-prinsip ini yang dapat diambil dan dideduksi dari kitab suci Al-Qur’an maupun hadias nabi, dimana Al-Qur’an dapat dipandang abadi dalam kebenarannya.
  3. Di tingkat operasional, ilmu pengetahuan yang mendasari prinsip atas asas itu perlu dirumuskan dan dibuatkan konsepnya terlebih dahulu. Disinilah mulanya proses perumusan teoriti problem itu, yaitu titik tolak ilmu pengetahuan pada ilmu ekonomi Islam
  4. Penentuan penentu kebijakan atau perumusan kebijakan yang mana tak boleh lepas dari syariat
  5. Kebijakan yang tercapai melalui analisis teoritik harus dialami
  6. Perlunya lembaga yang memadai dalam melaksanakan kebijakan tersebut, karena tanpa lembaga kebijakan ide takkan terpenuhi.
  7. Diperlukan peninjauan kembali pada prinsip-prinsip yang digunakan ini juga memerlukan perlu adanya rekonstruksi dari teori dan kebijakan ekonomi Islam. Rekonstruksi ini memberikan peluang bagi pemikir untuk menguji kebenarannya.
Terdapat perbedaan penting antara sistem ekonomi Islam dengan sistem ekonomi lainnya, khususnya paham kapitalis dalam memandang apa sesungguhnya yang menjadi permasalahan ekonomi pada kehidupan manusia. Menurut sistem ekonomi kapitalis, permasalahan ekonomi sesungguhnya adalah kelangkaan barang dan jasa. Hal ini karena setiap manusia mempunyai kebutuhan yang beranekaragam dan  jumlahnya tidak terbatas, sementara sarana pemuasnya (barang dan jasa) yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan (need) dan keinginan (want) terbatas, sebab menurut pandangan ini pengertian antara kebutuhan dan keinginan ada dua hal yang sama, yakni kebutuhan itu sendiri. Dan dalam hal ini sistem ekonomi kapitalis tersebut   hanya membahas masalah yang menganut aspek-aspek yang bersifat materi dari manusia.[1]
Selanjutnya hal ini dperkuat oleh An Nabhawi dengan kesimpulannya bahwa sistem kapitalis itu dibangun atas tiga kerangka dasar yaitu;
  1. Kelangkaan barang dan jasa
  2. Nilai (volume) barang yang dihasilkan
  3. Harga (price) yang maka dimanknanya dalam produksi, konsumsi, dan distribusi
Berbda dengan ekonomi Islam yang menetapkan bahwa permasahan ekonomi utama dalam masyarakat adalah masalah rusaknya distribusi kekayaan ditengah masyarakat atau dengan kata lain komitmen Islam yang demikian  mendalam terhadap permasalahan Islam yang demikian mendalam terhadap persaudaraan dan keadilan menyebabkan konsep kesejahteraan (falak) bagi semua umat manusia sebagai suatu tujuan pokok Islam. Kesejahteraan ini meliputi  kepuasan fisik mental, kedamaian, dan kebahagiaan hanya dapat digapai melalui realisasi yang seimbang antara kebutuhan materi dan rohani dari personalitas manusia. Karena itu maksimumkan output harus dibelakangi dengan adanya jaminan bagi adanya usaha-usaha yang ditujukan  pada kerekatan rohani yang terletak pada batin manusia, keadilan suatu perdamaian yang fair pada setiap interaksi manusia dalam masyarakat.
Sistem Ekonomi Berlandaskan Etika
Islam tidak membedakan antara ekonomi  dan etika, sebagaimana juga Islam tidak membedakan antara ilmu dengan akhlak, politik dengan etika, perang dengan etika, dan lain-lain sehingga dalam mengarungi kehidupan seorang muslim haruslah memiliki budi pekerti dan akhlak yang mulia seperti yang dicontohkan oleh nabi Muhammad saw manusia sebagai individu maupun sebagai kelompok disatu sisi diberi  kebebasan untuk mencari keuntungan yang sebesar-besarnya, namun disisi lain, ia terikat dengan iman dan etika, sehingga ia tidak bebas mutlak dalam permasalahan ekonomi untuk menginvestasikan modalnya untuk membelanjakan hartanya, yang akan dapat merugikan bagi orang lain.
Masyarakat muslim juga tidak bebas tanpa kendali dalam memproduksi sumber daya alam yang dapat berakibat merusaknya mendistribusikannya atau mengkonsumsikannya. Ia terikat dengan ikatan akidah dan etika mulia, disamping juga dengan hukum-hukum Islam.
Sebagai contoh dalam memandang minuman keras, Islam dengan jelas dan tegas menyebutkan dalam Al-Qur’an. Minuman keras atau khamar, dari sisi ekonomi mungkin saat menguntungkan[2] seperti dapat membuka lapangan pekerjaan, akan tetapi larangan tersebut sifatnya sudah  final dan secara kompleks dan menyeluruh, yaitu larangan bagi pembuatnya (produsennya), pengukirnya, orang yang mengantarkan barang tersebut, orang yang menjualnya orang yang membelikannya, dan orang yang menuangkannya. Bahkan lebih lanjut dari ayat tersebut dengan minuman keras tersebut sebagai pembuka untuk dilakukannya bentuk-bentuk kejahatan yang baik seperti, pencurian, pembunuhan, pemerkosaan, dan lain-lain.
Jelaslah bahwa ekonomi Islam yang berlandaskan etika ini diakui tidak hanya secara harfiah melarang sesuatu itu hanya mutlak untuk sesuatu sesaat juga, tetapi lebih umum untuk kemaslahatan dunia dan akhirat. Sistem ekonomi ini yang berlandaskan etika ini diakui juga oleh beberapa pakar ekonnomi dari eropa, yang dikutip oleh Qardhawi antara lain; jeck austri, seorang Prancis dalam bukunya “Islam dan pengembangan ekonomi” . mengatakan bahwa Islam adalah gabungan antara tatanan kehidupan praktis dan sumber etika mulia. Antara keduanya terdapat ikatan yang sangat erat dan tak dapat dipisahkan dari sini sebetulnya orang Islam tidak dapat menerima paham ekonomi yang kapitalis yang lebih condong kepada kduniaan saja tanpa memikirkan akhirat. Dan ekonomi  yang kekuatannya berlandaskan wahyu dari langit itu tanpa diragukan lagi adalah ekonomi yang berdasarkan pada etika”.

Sistem Ekonomi yang Bercirikan Kemanusiaan (sosial)

Tujuan ekonomi Islam adalah menciptakan kehidupan manusia yang aman dan sejahatera. Dengan demikian dalam ekonomi Islam, manusia dan factor kemanusiaan merupakan faktor utama. Faktor kemanusiaan dalam ekonomi Islam terdapat dalam kumpulan etika, yang ada pada Al-Qur’an, hadis serta ijma[3] para ulama yang mencakup etika, kebebasan, kemanusian, keadilan, sikap moderat dan persaudaraan sesama manusia. Etika Islam menjajarkan dan mengajukan manusia  untuk menjalin kerjasama, tolong menolong dan menjauhi sikap iri, dengki dan dendam.
Islam juga menganjurkan kasih sayang kepada  sesama manusia terutama pada kaum lemah, anak yatim, miskin, papa dan  yang terputus dalam perjalanan (musafir), para janda-janda tua renta.

Sistem Ekonomi yang Bersifat Pereangahan

Salah satu cirri ekonomi Islam adalah sifatnya yang pertengahan (keseimbangan), cirri ini merupakan jiwanya, sebagiamana manusia memiliki jiwa untuk hidup.
Jiwa domain dalam Islam keseimbangan yang adil. Hal ini terikat jelas pada sikap Islam terhadap hak individu dan masyarakat. Kedua hal ini diletakkan dalam keseimbangan yang adil (pertengahan) antara dunia dan akhirat, jiwa dan raga, akal dan hati, perumpamaan dan kenyataan.
Ekonomi Islam yang moderat ini tidak menzalimi khususnya kaum lemah sebagaimana yang terjadi pada masyarakat kapitalis, Islam juga   tidak menzalimi hak individu sebagaimana yang dilakukan oleh kaum sosialis, terutama komunis, tetapi ditengah-tengah antara keduanya.

[1] Pemikiran-pemikiran ekonomi Islam yang berkembang dapat memberikan solusi terhadap  permasalahan yang problem perekonomian
[2] Dalam lapangan ekonomi atau bisnis
[3]Pendapat para ulama yang merujuk pada Al-Qur’an dan hadis dimana  permasalahan tersebut belum terjadi pada zaman Rasulullah Prinsip-prinsip Ekonomi Islam